Senin, 29 Juni 2015

Membelah Hutan Dengan Wisata Susur Sungai Kahayan

Objek wisata alam saat ini masih banyak digemari oleh para wisatawan. Pasalnya, pemandangan yang dihadirkan secara natural dan bentangan alam nan indah merupakan teka-teki yang  menjadi daya tarik tersendiri. Belum lagi, lukisan alam sebagai hadiah terindah dari tuhan ini dihadirkan dengan sensasi yang berbeda juga merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Salah satunya adalah kegiatan menyusuri sungai dengan suguhan pemandangan yang belum pernah anda lihat sebelumya. Kalimantan yang merupakan paru-paru dunia karena hutannya dan menjadi pulau dengan sebutan seribu sungai ini memiliki wisata yang sangat menarik dan khas, Susur Sungai Kahayan itulah sebutannya.  Dari namanya saja sudah bisa kita tebak, bagaimana serunya kegiatan menyusuri sungai yang ada di Kalimantan tengah ini.

Sungai Kahayan adalah salah satu sungai terpanjang di Pulau Kalimantan. Memiliki luas mencapai 81,648 km2, panjang 600 km, lebar 500 meter dan kedalaman mencapai hingga 7 meter. Sungai yang membelah Kota Palangkaraya ini juga biasa disebut dengan sungai Biaju Besar atau sungai Dayak Besar. Sungai Kayahan memiliki bentuk yang sangat unik karena ia terlihat seperti teluk yang menjuruk kedalam. Alur sungainya dalam, sendimentasi dimulut sungai menyebabkan pendangkalan dikeliling sungai. Namun, bukan hanya uniknya saja yang membuat wisata susur sungai ini menarik, melainkan pemandangan disekitar sungai serta suasana kehidupan suku Dayak yang akan direkam oleh mata anda.

Penasaran bagaimana Kalimantan akan membuat anda terkagum-kagum dengan keindahan pemandangan pinggir sungainya ?
Membelah suasana hutan bergambut dan berlayar diatas sungai dengan air yang jernih dan terkadang berwarna coklat kehijauan khas air sungai merupakan wisata yang tidak bisa ditemukan disembarang tempat. Ada beberapa rute yang ditawarkan oleh pengelola wisata sungai Kahayan ini, namun  rute menuju Pulau Kaja adalah yang paling digemari oleh pengunjung. Dalam rute ini, perjalanan dimulai dengan suguhan pemandangan rumah-rumah apung warga disekitar sungai yang masih sangat sederhana dan berbeda dengan pemukiman di kota besar. Banyaknya kelotok-kelotok milik warga yang sedang beraktifitas juga akan menambah keeksotikan sungai Kahayan. Sepanjang perjalanan menuju Pulau Kaja yang merupakan tempat konservasi oranguatan Nyaru Menteng. Diarea wisata ini biasanya peserta susur sungai diperbolehkan masuk dengan waktu yang telah ditentukan. Didalam Nyaru Menteng anda bisa melihat berbagai macam binatang khas Kalimantan seperti Macaca Fascicularis  yaitu monyet abu-abu ekor panjang yang bergelantungan dan berlompatan di antara pepohonan, uwa-uwa, lutong, biawak dan juga bekantan.

Setelah mampir di Pulau Kaja, perjalanan dilanjutkan ke Makam Keramat yang didalamnya terdapat Sapundu yaitu tiang untuk mengikat hewan kurban saat upacara tiwah ( Upacara kematian ) dan tempat pengumpulan tulang belulang masyarakat suku Dayak.
Dalam perjalanan susur sungai ini, anda juga bisa melihat jenis kayu khas penghuni hutan Kalimantan seperti kayu ulin, kayu balngeran.

Kamis, 11 Juni 2015

Pasar Hongkong Singkawang Kalimantan Barat

Kota Singkawang yang dikelilingi Gunung Poteng, Gunung Sakok serta Gunung Pasi dan Laut Natuna serta masyarakat Tionghoa yang hampir mencapai 70% menjadikan kota singkawang sangat indah dan unik untuk di kunjungi.

Seperti julukannya yaitu Kota Amoy, Kota Seribu Kuil benar-benar menegaskan bahwa kota ini merupakan kota dengan budaya China yang kental.

Selain terkenal karena kerjainan Keramik Naga, Di salah-satu tempat, tepatnya di Jalan Setia Budi dan sekitarnya, terdapat banyak toko-toko yang berfungsi seperti pasar penduduk setempat. Pasar yang terkenal dengan sebutan “Pasar Hongkong”.

Pasar ini dinamakan Pasar Hongkong karena kemiripannya dengan Hongkong, baik itu karena orang-orang yang berjualan di dominasi oleh etnis keturunan China hingga makanan-makanan yang di jajakan pun kebanyakan khas Tionghoa.

Pada siang hari di sepanjang jalan ini, suasana pertokoan yang menjual berbagai hal akan menjadi sajian utama ketika anda berkunjung atau sekedar lewat di Jalan Setia Budi. Tetapi, semua itu akan berubah pada saat senja datang. Toko-toko dan kesibukan siang hari akan berubah menjadi lebih semarak pada malam hari dengan aneka gerobak penjaja makanan berbaur dengan pasar rakyat serta pertokoan modern penjaja barang elektronik, lampu listrik dan lampion serta lampu petromak menjadi penghias suasana malam di Pasar Hongkong.

Sebagai sebuah tempat yang menawarkan hampir semua jenis kuliner khas Tionghoa seperti Chinesse Food, Bakso, Martabak, Choi Pan (isi mang kanga atau bengkuang, isi khai choi atau sayuran serta isi cuk sun atau rebung), Bakmie, Kwetiau, Cap Cay hingga makananan rakyat seperti Nasi Campur Singkawang, Tahu dan Bubur Tahu khas Singkawang.

Pasar Hongkong sering kali dijadikan tujuan melepas lelah, dahaga dan lapar oleh mereka-mereka yang lelah setelah seharian berjalan-jalan mengunjungi berbagai objek wisata di Kota Singkawang, atau sebagai tempat melewati malam dan bercengkerama dengan teman-teman dan sahabat sambil menikmati suasana malam di Pasar Hongkong.

Pasar hongkong berpusat di Jalan Setia Budi maupun Jalan Bawal, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Pasar Hongkong beroperasi atau buka mulai sore hari setelah toko-toko tutup, hingga menjelang dini hari.

Selasa, 09 Juni 2015

Sun Bear Menghisap Madu Di Kalimantan

Kalimantan dengan deretan dan kelebatan hutan tropisnya yang menyimpan segudang flora dan fauna seolah tidak pernah berhenti menghadirkan kejutan-kejutan yang mengembirakan. Salah satunya adalah dengan keberadaan Sun Bear (Beruang Madu) di wilayah Kalimantan.

Tak Hanya di Kalimantan Sun Bear Juga dapat anda temukan di beberapa tempat di dunia, untuk wilayah Indonesia anda dapat menemukan Sun Bear di Kalimantan dan Sumatera.

Sun Bear atau Malayan Sun Bear, bahasa latinnya Helarctos Malayanus dikenal dengan sebutan “Beruang Madu” di Indonesia, Beruang Madu merupakan beruang dengan ukuran badan terkecil dari beruang-beruang yang ada dibelahan bumi manapun.
Nama Sun Bear atau Malayan Sun Bear di ambil dari bentuk tanda di dada dan sekitar leher dari beruang ini yang menyerupai matahari terbit, itulah sebabnya beruang ini di beri nama Sun Bear. Sedangkan nama Beruang Madu yang akrab digunakan oleh orang Indonesia di ambil dari kebiasaan si Beruang yang gemar meminum madu, walaupun madu bukanlah satu-satunya makan beruang ini.

Beruang Madu saat ini mendekati kepunahannya, spesies beruang ini adalah spesies yang di lindungi dan merupakan satwa langka. Oleh IUCN Red List atau Daftar Merah IUCN atau dikenal juga dengan Red Data List adalah sebuah organisasi internasional untuk menetapkan standar daftar spesies upaya penilaian konservasi, Sun Bear merupakan salah satu spesies yang masuk ke daftar Red Data List dengan status Vulnerable (Rentan).

Beruang Madu dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 1-1,5 meter dengan berat Beruang Madu Jantan mencapai 75 kilogram, sedangkan Beruang Madu betina memiliki bobot yang sedikit lebih ringan. Dengan ukuran tubuh yang kecil dan bobot ringan inilah yang menyebabkan Beruang Madu (Sun Bear) mendapat predikat sebagai beruang terkecil di dunia.

Beruang Madu memiliki bulu (fur) berwarna hitam mengkilat dan memiliki tanda yang berwarna putih kekuningan dibagian dadanya yang berbentuk huruf “V” seperti matahari terbit. Seperti kebanyakan beruang pada umunya Beruang Madu memiliki kaki dengan kuku-kuku panjang dan tajam. Beruang yang terkenal dengan keahliannya memanjat ini memiliki bentuk kaki depannya menghadap ke dalam, tak heran jika inilah yang memudahkannya mencengkeram batang pohon untuk memanjat.